Rangkaian clamper adalah rangkaian yang digunakan
untuk “menjepit” (clamping) suatu sinyal ke level tegangan tertentu. Rangkaian
clamper ini terdiri dari sebuah kapasitor, sebuah dioda, dan sebuah resistor tetapi
juga bisa dilengkapi dengan sumber tegangan DC untuk menghasilkan pergeseran
level tegangan ke nilai tertentu. Nilai resistansi R dan kapasitansi C harus
dipilih sehingga time constant τ = RC cukup besar dan menyakinkan bahwa
tegangan kapasitor tidak mengalami discharge yang signifikan selama dioda
mengalami bias terbalik (“off”). Pada analisa rangkaian clamper yang akan kita
lakukan, kita mengasumsikan bahwa kapasitor membutuhkan waktu 5τ untuk mencapai
charging dan discharging hingga penuh.
Rangkaian pada gambar 1 akan menjepit sinyal input ke
level tegangan nol volt (apabila dioda ideal). Resistor R adalah resistansi
beban atau kombinasi paralel dari resistansi beban dengan suatu resistor untuk
menghasilkan nilai R yang diinginkan.
Gambar 1 Rangkaian
clamper
Selama interval 0 hingga T/2, rangkaian tampak seperti
pada gambar 2, dioda menjadi “on” sehingga resistor R menjadi short circuit.
Pada kondisi ini, nilai time constant sangat kecil (karena nilai R mendekati
nol) sehingga kapasitor akan di-charge oleh sinyal input dengan cepat. Pada
kondisi ini, tegangan output sama dengan nol (vo = 0 V).
Gambar 2 Pada saat dioda
“on” kapasitor charging hingga tegangan V volt. Tegangan output sama dengan nol
Ketika sinyal input berubah dari +V menjadi –V, rangkaiannya
tampak seperti gambar 3. Dioda menjadi “off” dan diganti open circuit. Sekarang
nilai time constant dari rangkaian cukup besar (τ = RC) sehingga kapasitor
membutuhkan waktu 5τ untuk melakukan discharge hingga nol volt. Waktu 5τ ini
harus lebih besar dari periode T/2 → T sehingga kapasitor masih menyimpan
tegangan V sebelum sinyal input berubah lagi kondisinya dari –V ke +V. Dan
selama periode T/2 → T, kapasitor dianggap memiliki tegangan yang konstan
sebesar V.
Gambar 3 Menghitung
tegangan output pada saat dioda “off”
Untuk menghitung tegangan output pada saat dioda
“off”, maka kita gunakan hukum tegangan Kirchoff (KVL) pada loop rangkaian
gambar 3, menghasilkan persamaan
-v – V – vo = 0
vo = -2V
Tegangan vo bernilai negatif
menunjukkan bahwa polaritas dari tegangan vo merupakan
kebalikan dari polaritas vo yang ditentukan
pada gambar 3. Bentuk gelombang tegangan input serta hasil tegangan outputnya
disajikan dalam gambar 4. Kita lihat bentuk sinyal outputnya dijepit pada
tegangan 0 V untuk interval 0 hingga T/2 tetapi nilai peak to peak nya memiliki
nilai yang sama dengan inputnya yaitu 2V.
Gambar 4 Bentuk gelombang
input dan output dari rangkaian clamper pada gambar 1
Jadi, untuk rangkaian clamper, sinyal input dan
outputnya memiliki tegangan puncak ke puncak (peak to peak) yang sama, hanya
levelnya saja yang digeser ke atas atau ke bawah.
CONTOH SOAL 1
Gambarlah bentuk gelombang tegangan output vo pada rangkaian
gambar 5.
Gambar 5 Suatu sinyal
kotak diinputkan pada rangkaian clamper
SOLUSI
Perhatikan bahwa sinyal inputnya memiliki frekuensi
1000 Hz, sehingga periodenya adalah 1 ms dan interval dari sinyal positif dan
negatifnya masing-masing adalah 0.5 ms. Analisa kita mulai pada saat t1 → t2 dari sinyal
input. Pada kondisi ini, dioda mengalami short circuit sehingga rangkaiannya
tampak seperti pada gambar 6.
Gambar 6 Menghitung
tegangan output pada saat dioda “on”
Karena dioda menjadi short circuit, maka resistor
terangkai paralel dengan sumber tegangan dan tegangannya resistor (tegangan
output) sama dengan 5V (vo = 5V) dalam
interval ini. Dengan menggunakan hukum× Kirchoff tegangan pada
loop rangkaian pada gambar 6, menghasilkan persamaan
-20 V + VC – 5 V = 0
tegangan kapasitor dalam interval ini adalah
VC = 25 V
Jadi, dalam interval ini kapasitor di-charge hingga
tegangan 25 V. Untuk selang waktu t2 → t3, kondisi rangkaian
ditunjukkan pada gambar 7, pada kondisi ini dioda menjadi “off”.
Gambar 7 Menghitung
tegangan output saat dioda “off”
Apabila dioda menjadi open circuit, maka sumber
tegangan 5 V tidak lagi terhubung paralel dengan resistor. Sehingga tegangan
output tidak lagi sama dengan 5 V. Dalam kondisi ini, kapasitor sudah di-charge
hingga tegangan 25 V. Kita terapkan hukum× Kirchoff tegangan pada loo
terluar dari rangkaian gambar 7, menghasilkan persamaan
+ 10 V + 25 V – vo = 0
vo = 35 V
Time constant dari rangkaian discharge kapasitor pada
gambar 7 merupakan hasil perkalian antara R dan C
τ = RC = (100 kΩ) (0.1 μF) = 0.01 s = 10
ms
Maka total waktu yang diperlukan hingga proses
discharging kapasitor selesai adalah 5τ, dimana nilainya
5τ = 5(10ms) = 50 ms
Karena interval t2 → t3 hanya memakan
waktu 0.5 ms, maka tegangan kapasitor tidak akan drop terlalu rendah dalam
selang waktu 0.5 ms ini. Bentuk gelombang tegangan outputnya disajikan pada
gambar 8 disertai juga dengan bentuk tegangan inputnya. Perhatikan bahwa nilai
puncak ke puncak (peak to peak) dari sinyal input dan output memiliki nilai
yang sama, yaitu 30 V.
Gambar 8 Bentuk gelombang
dari tegangan input dan output rangkaian clamper gambar 5
CONTOH SOAL 2
Ulangi analisa pada contoh soal 1, apabila dioda ideal
pada contoh soal 1 diganti dengan dioda silikon yang memiliki tegangan “on” (VT) sebesar 0.7 V.
SOLUSI
Pada saat dioda “on”, maka rangkaiannya ditunjukkan
pada gambar 9. Perhatikan bahwa sekarang dioda diganti dengan sumber tegangan
sebesar 0.7 V. Lalu kita gunakan hukum×Kirchoff tegangan (KVL), menghasilkan
persamaan
+5 V – 0.7 V – vo = 0
maka tegangan outputnya adalah
vo = 5 V – 0.7 V =
4.3 V
Gambar 9 Menghitung
tegangan output dan tegangan kapasitor saat dioda “on”
Pada saat dioda “on”, kapasitor mengalami charging
hingga tegangan VC. Kita gunakan KVL pada loop yang kiri,
maka kita bisa menghitung besar VC
- 20V + VC + 0.7 V – 5 V =
0
VC = 25 V – 0.7 V =
24.3 V
Untuk periode t2 → t3, rangkaiannya tampak
seperti gambar 10. Pada kondisi ini dioda mengalami open circuit. Selain itu,
pada kondisi ini kapasitor masih menyimpan tegangan setelah pada siklus
sebelumnya telah di-charge hingga 24.3 V. Lalu kita gunakan hukum× Kirchoff tegangan (KVL)
pada loop terluar dari rangkaian pada gambar 10, menghasilkan persamaan
+10 V + 24.3 V – vo = 0
vo = 34.3 V
Gambar 10 Menghitung
tegangan output pada saat dioda “off”
Bentuk gelombang tegangan outputnya ditunjukkan pada
gambar 11. Perhatikan nilai tegangan peak to peak (puncak ke puncak) dari input
dan outputnya memiliki nilai yang sama yaitu 30 V.
Gambar 11 Bentuk gelombang
tegangan output
Salah satu aplikasi
dari rangkaian clamper adalah sebagai “DC restorer” pada rangkaian
penyusun video (video composite) baik itu di bagian pemancar televisi dan
penerima televisi. Sinyal video NTSC (standar video di AS) menunjukkan warna
putih dengan cara mentransmisikan daya minimum (12.5 %) dan menunjukkan warna
hitam dengan mentransmisikan daya yang lebih tinggi yaitu 75%. Tetapi ada lagi
level daya yang lebih tinggi yaitu untuk mentransmisikan sinyal sinkronisasi
yang memiliki level daya sebesar 100%. Sinyal NTSC berisikan kode warna video
dan pulsa sinkronisasinya. Permasalahannya adalah sinyal penyusun warnanya yang
nilainya berubah-ubah. Sebagaimana kita ketahui, video adalah sekumpulan dari
gambar. Dan tentu saja komposisi warna hitam-putih dari gambar satu dengan
gambar lainnya pasti berbeda-beda dan ini juga menyebabkan level daya penyusun
warnanya berubah-ubah pula. Karena pulsa sinkronisasi bercampur dengan sinyal
penyusun warnanya, maka level daya pulsa sinkronisasinya juga ikut berubah
apabila level daya penyusun warnanya berubah. Namun level daya pulsa
sinkronisasi ini harus tetap bernilai 100% (tidak boleh naik atau turun).
Disinilah fungsi dari rangkaian clamper yaitu untuk menjepit (clamping) pulsa
sinkronisasi agar tegangannya tetap 100% setelah sinyalnya dimodulasi dengan
transmitternya.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Andriana Kusuma.2015.Dioda Clipper dan Clamper S1 Pendidikan Teknik Elektro. Malang.Universitas Negeri Malang.
0 komentar:
Posting Komentar