Analisa rangkaian dioda zener hampir mirip dengan
analisa rangkaian dioda biasa. Pertama kita harus menentukan kondisi dari dioda
zener tersebut. Dioda zener dalam kondisi on apabila tegangan pada dioda zener
tersebut lebih tinggi dari spesifikasi tegangan zenernya (VZ) dan polaritas
tegangannya harus seperti ditunjukkan pada gambar 1a (dioda dalam kondisi bias
terbalik). Dioda zener yang mengalami on, diganti dengan sumber tegangan yang
nilainya sesuai dengan rating tegangan zenernya. Dioda zener berada dalam
kondisi off, apabila tegangan pada dioda zener kurang dari tegangan zener dan
lebih dari 0 V. Dioda zener yang berada dalam kondisi off diganti dengan open
circuit seperti ditunjukkan pada gambar 1b.
Gambar 1 (a) Rangkaian ekivalen
dioda zener pada saat on. (b) rangkaian ekivalem dioda zener pada saat off
Dioda zener pada umumnya digunakan sebagai regulator
tegangan seperti ditunjukkan pada gambar 2 yang terdiri dari sumber tegangan
dan resistor beban. Pada dasarnya analisa dibagi kedalam dua tahap.
Gambar 2 Rangkaian
regulator tegangan sederhana dengan dioda zener
Tahap pertama tentukan kondisi dari dioda zener,
apakah dalam kondisi on atau off. Hilangkan dioda zener dari rangkaian tersebut
sehingga menjadi open circuit, lalu hitunglah tegangan pada terminal yang open
circuit tersebut. Kita terapkan langkah pertama ini pada rangkaian gambar 2.
Kita ganti dioda zener dengan open circuit seperti ditunjukkan pada gambar 3,
lalu kita hitung tegangan pada terminal open circuit tersebut.
Apabila nilai V ≥ VZ, maka dioda zener
berada dalam kondisi on, dan dioda zener tersebut diganti dengan sumber
tegangan sebesar VZ. Apabila V < VZ, maka dioda zener
menjadi off, dan dioda zener tersebut diganti dengan open circuit.
Langkah kedua, setelah kondisi dioda zener telah
ditentukan, dimana dioda zener yang on diganti sumber tegangan sebesar VZ dan dioda zener
yang off diganti dengan open circuit. Selanjutnya kita analisa rangkaiannya
dengan analisa rangkaian seperti biasa. Kita bisa menghitung nilai-nilai arus
dan tegangan dalam rangkaian yang ingin kita ketahui.
Apabila dioda zener pada gambar 2 berada dalam kondisi
on, maka rangkaian ekivalennya ditunjukkan pada gambar 4. Kita lihat, dioda
zener diganti dengan sumber tegangan sebesar VZ. Karena sumber
tegangan VZ dirangkai paralel dengan resistor beban, maka dperoleh persamaan
VL = VZ
Gambar 4 Dioda zener yang
on (mengalami breakdown) diganti dengan sumber tegangan
Kita gunakan hukum× Kirchoff arus (KCL) pada
titik sambungan antara dioda zener dengan resistor beban, menghasilkan persamaan
arus
IR = IZ + IL
IZ = IR – IL
dimana IL = VL/RL dan
IR = VR/R = (Vi – VL)/R
Daya yang diserap oleh dioda zener dapat dihitung
dengan persamaan
PZ = VZ IZ
dimana daya PZ ini harus lebih rendah
dari spesifikasi dissipasi daya maksimum dari dioda zener tersebut, kalau
tidak, maka dioda zener tersebut bisa terbakar. Disini yang perlu diingat
adalah pada saat dioda zener telah on, begitu tegangan sumber dinaikkan, maka
tegangan zener tidak akan ikut naik. Dioda zener akan mempertahankan tegangan pada
level tegangan zenernya. Karena sifatnya ini, dioda zener banyak dipakai
sebagai rangkaian regulator tegangan atau sebagai tegangan referensi dalam
rangkaian.
CONTOH SOAL 1
(a) Hitunglah nilai VL, VR, IZ, dan PZ pada rangkaian
dioda zener gambar 5
(b) Ulangi soal (a) apabila beban resistor RL dirubah
menjadi 3 kΩ
Gambar 5 Rangkaian
regulator tegangan dengan dioda zener
SOLUSI
(a) Pertama kita harus menentukan kondisi dioda zener
terlebih dahulu, apakah dioda itu on atau off. Kita ganti dioda zener dengan
open circuit seperti ditunjukkan pada gambar 6 dan kita hitung tegangannya
Gambar 6 Menghitung
tegangan V untuk menentukan kondisi dioda zener on atau off
arena tegangan pada dioda zener hanya sebesar V = 8.73
V dan tegangan tersebut kurang dari tegangan zenernya yang memiliki nilai
sebesar VZ = 10 V, maka dioda zener tersebut dalam kondisi off seperti
ditunjukkan pada kurva karakteristik arus tegangan dioda zener pada gambar 7.
Gambar 7 Titik
operasional dioda zener pada rangkaian gambar 5. Dioda zener tersebut belum
bisa menghantarkan arus listrik
VL = V = 8.73 V
VR = Vi – VL = 16 V – 8.73 V
= 7.27 V
IZ = 0 A
PZ = VZIZ = VZ (0 A) = 0 W
(b) Sekarang dengan cara yang sama, kita analisa
contoh rangkaian dioda zener tersebut, namun sekarang resistor bebannya diganti
menjadi 3 kΩ. Untuk menentukan kondisi zener, kita hitung tegangannya
Karena tegangannya V = 12 V lebih besar dari tegangan
zener VZ = 10 V, maka dioda dalam kondisi on dan dioda zener tersebut diganti
dengan sumber tegangan sebesar 10 V seperti ditunjukkan pada gambar 8. Maka
kita bisa menghitung arus dan tegangan dalam rangkaian tersebut
Gambar 8 Rangkaian
ekivalen dari gambar 5 pada saat dioda zener on
VL = VZ = 10 V
VR = Vi – VL = 16 V – 10 V =
6 V
IL = VL/RL = 10V/3kΩ = 3.33
mA
IR = VR/R = 6V/1kΩ = 6 mA
IZ = IR – IL = 6 mA – 3.33 mA
= 2.67 mA
Daya yang terserap oleh dioda zener sebesar
PZ = VZIZ = (10 V) (2.67
mA) = 26.7 mW
dimana dissipasi daya pada dioda zener ini masih di
bawah rating dissipasi daya maksimumnya yaitu sebesar PZM = 30 mW
KESIMPULAN
Dari kedua contoh soal ini : pada rangkaian
(a), beban resistor yang terhubung ke regulator tersebut memiliki nilai yang
terlalu kecil sehingga dioda zener tidak cukup menjadi on. Pada rangkaian (b),
resistor bebannya diperbesar menjadi 3 kΩ sehingga dioda zener bisa “on”. Jadi,
kemampuan dioda zener dalam meregulasi tegangan dibatasi oleh nilai beban
yang ingin diregulasi tegangannya (tidak bisa terlalu kecil).
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Andriana Kusuma.2015. Analisa Dioda Zener S1 Pendidikan Teknik Elektro. Malang.Universitas Negeri Malang.
0 komentar:
Posting Komentar